Pertama-tama kita perlu meluruskan dahulu pengertian Tuhan dan Allah. Dalam bahasa Indonesia kedua kata ini berarti sama, dan demikian juga sesungguhnya di dalam bahasa aslinya. Dalam hal ini, “Lord” bukan berarti lebih tidak ilahi jika dibandingkan dengan “God”, sebab “Lord” (Kyrios) adalah terjemahan bahasa Yunani (dalam Alkitab Septuagint) dari kata YHWH, yang dikenal juga sebagai ‘Tetragrammaton’. YHWH atau Yahwe adalah nama Allah/ “God” yang kita ketahui dalam Perjanjian Lama. Orang-orang Yahudi memakai kata “Adonai” untuk menyebutkan nama YHWH ini; karena menurut tradisi oral Yahudi, mereka dilarang menyebutkan nama yang Mahakudus itu. Kata “Adonai” yang berarti “Lord” dipergunakan dalam Kitab Suci, doa, dan liturgi. Jadi sebenarnya God dan Lord adalah kata sinonim, seperti kata “Elohim” dan “Adonai” digunakan sebagai sinonim. Kesamaan arti di antara kedua kata ini sangat dipahami oleh jemaat pada abad-abad awal, yang pengertiannya tidak terlepas dari tradisi Yahudi. Bahwa kemudian pada bahasa Inggris kuno misalnya, ada pembedaan tertentu antara Lord dan God, itu tidak mengubah kenyataan bahwa dalam konteks Kristus dalam Kitab Suci, “Lord” dan “God” itu sinonim, sesuai dengan penjelasan di atas.
Beberapa ayat yang membuktikan hal ini antara lain:
- Yesus dikatakan sebagai Tuhan dikatakan beberapa kali di dalam Kitab Perjanjian Baru. Memang untuk itu, kita harus lebih teliti melihatnya. Pada Yohanes 1:1, dikatakan, “Pada mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Di sini kita tahun Firman yang dimaksud adalah Yesus Kristus yang adalah Anak Tunggal Bapa, sebab Dia adalah “Firman yang telah menjadi manusia dan dan diam di anatara kita” (Yoh 1:14). Sedangkan ‘Allah’ yang disebut pada Yoh 1:1 tersebut adalah “God”.
- Pengakuan Rasul Thomas, pada saat ia melihat Yesus sesudah kebangkitan-Nya. Yesus menunjukkan bekas luka-luka-Nya dan mempersilahkan Thomas memasukkan jarinya ke dalam luka-luka Yesus. Sesudah melihat Yesus, ia berkata, “Ya Tuhanku, dan Allahku.” (Yoh 20:28). Hal ini tidak disangkal oleh Yesus, sehingga kita tahu bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Selanjutnya, Yesus mengatakan, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat Dia, namun percaya[bahwa Yesus adalah Allah]. (lihat Yoh 20:29)
- Rasul Paulus juga menyebutkan Yesus sebagai Allah dalam Roma 9:5. Rasul Paulus menyebutkan bahwa Yesus adalah Allah dalam kaitannya dengan peran Yesus sebagai Mesias yang diturunkan dari bangsa Yahudi. Ayatnya berbunyi demikian, “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”
- Di dalam suratnya kepada Titus, Rasul Paulus juga mengatakan bahwa Yesus adalah Allah yang Mahabesar. Ayatnya berbunyi demikian, “Ia [Allah] mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini, dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus.” (Tit 2:12-13)
- Kata “Lord/ Tuhan” yang sama artinya dengan Allah, secara khusus dapat kita lihat dalam Flp 2:5-11:
“Hendaklah kamu…menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dengan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemuliaan Allah Bapa.”
Maka kita mengetahui bahwa penulisan Yesus sebagai Tuhan “Lord” dan Bapa sebagai Allah “God”, lebih disebabkan karena untuk membedakan Pribadi mereka di dalam Trinitas. Hal ini yang sering kita jumpai di dalam surat Rasul Paulus dalam pujian kepada Tritunggal Maha Kudus. Namun hal ini tidak berarti bahwa Yesus bukan Allah, ataupun Allah Bapa bukan Tuhan. Sebab Yesus adalah Tuhan dan Allah, demikian juga Bapa adalah Allah dan Tuhan, sebab mereka setara di dalam kesatuan Trinitas.
Katekismus Gereja Katolik #449 mengatakan, “Pengakuan-pengakuan Gereja yang pertama menggunakan sejak awal gelar kehormatan “Tuhan” ini untuk Yesus. Dan dengan ini mereka mengatakan bahwa kekuasaan, kehormatan, dan kemuliaan, yang pantas diberikan kepada Allah, juga harus diberikan kepada Yesus, karena Ia “setara dengan Allah” (Flp 2:6). Bapa mengumumkan martabat Yesus sebagai penguasa ini, ketika Ia membangkitkan-Nya dari antara orang mati dan meninggikan-Nya ke dalam kemuliaan-Nya.
KGK #448, “Dalam berita-berita Injil, orang-orang yang datang kepada Yesus sering menamakan-Nya “Tuhan”. Dalam penggelaran ini dinyatakan penghormatan dan kepercayaan mereka yang mendekati Yesus dengan mengharapkan bantuan dan penyembuhan dari Dia. Kalau diilhami oleh Roh Kudus, kelihatanlah dalam sapaan ini pengakuan akan misteri ilahi Yesus… Di sini “Tuhan” mendapat warna cinta dan simpati, yang selalu bergema dalam tradisi Kristen: “Itu Tuhan” (Yoh 21:7)
Dalam dokumen yang dikeluarkan oleh the Roman Curia, ” The Congregation for Divine Worship” 29 Juni 2008, dikatakan, ” Penyebutan gelar Kyrios kepada Tuhan yang bangkit merupakan pernyataan akan ke-Allah-an-Nya.” Dokumen ini memberikan kesimpulan bagi penggunaan kata Kyrios untuk kata YHWH (Tetragrammaton) yang artinya adalah Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar