Jumat, 26 November 2010

10 Perintah Allah dan 7 Dosa Pokok

10 Sepuluh Perintah Allah

Ke-10 perintah Allah disusun atas dasar kedua hukum kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus (Mat 22:34-40; Mrk 12:28-34; Luk 10:25-28) yaitu: kasih kepada Allah (perintah 1-3) dan kasih kepada sesama (perintah 4-10). Urutan ke-10 perintah Allah tidak diberikan atas dasar kebetulan, tetapi menurut St. Thomas Aquinas, memang ada alasannya tergantung dari tingkatan prioritasnya:

Perintah 1-3: Kasih kepada Allah

1. Karena hanya ada Satu Allah, maka hanya Dia yang patut disembah oleh manusia. Karena itu, Allah melarang manusia membuat patung berhala untuk disembah sebagai allah lain (perintah pertama).

2. Berhubungan dengan Tuhan, yang ada di dalam hati/ pikiran manusia, adalah nama-Nya yang kudus. Nama Tuhan harus dihormati sehingga tidak boleh disebut dengan sia- sia (kedua).

3. Tuhan menetapkan satu hari dari ketujuh hari sebagai peringatan akan Diri-Nya, dan hari ini harus dikuduskan (ketiga).

Perintah 4-10: Kasih kepada sesama seperti kasih kepada diri sendiri

4. Di antara sesama, yang terutama adalah orang tua, yang melahirkan dan memelihara keturunannya. Tuhan memberikan kuasa kepada para orang tua untuk menjadi wakil Tuhan, dalam membimbing dan mengkoreksi anak- anak mereka. Karena itu, anak- anak harus menghormati orang tua (keempat).

5. Kehidupan diri sendiri dan sesama harus dihargai (kelima).

6. Tubuh harus dihormati, demikian juga dengan kemampuannya untuk menyalurkan kehidupan (keenam).

7. Harta milik sesama harus dihormati (ketujuh).

8. Nama baik sesama harus dihormati (kedelapan).

9. Untuk menjaga hak- hak sesama, terutama hak- haknya sebagai keluarga (kesembilan).

10. Hak sesama atas harta miliknya harus dihargai (kesepuluh).

Tujuh Dosa pokok

Katekismus mengajarkan tentang ketujuh dosa pokok sebagai berikut:

KGK 1866 Kebiasaan buruk dapat digolongkan menurut kebajikan yang merupakan lawannya, atau juga dapat dihubungkan dengan dosa-dosa pokok yang dibedakan dalam pengalaman Kristen menurut ajaran Santo Yohanes Kasianus dan Santo Gregorius Agung (Bdk. mor 31,45). Mereka dinamakan dosa-dosa pokok, karena mengakibatkan dosa-dosa lain dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang lain. Dosa-dosa pokok adalah kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemurkaan, percabulan, kerakusan, kelambanan, atau kejemuan [acedia].

Ketujuh dosa pokok tersebut tidak secara langsung berhubungan dengan kasih, namun berhubungan langsung dengan sifat- sifat kelemahan manusia. Walaupun tidak disebutkan urutannya persis dalam Kitab Suci, namun Kitab Suci menyebutkan secara langsung ataupun tidak langsung, ketujuh dosa tersebut. Ketujuh dosa pokok itu adalah untuk dilawan dari ketujuh kebajikan pokok (Kesombongan dengan kerendahan hati; ketamakan dengan kemurahan hati; iri hati/dengki dengan kasih; kemarahan dengan kebaikan; nafsu dengan pengendalian diri, kerakusan dengan kesederhanaan/ke- bersahaja-an, kemalasan dengan kerajinan).

Dengan demikian kita melihat bahwa walaupun nampaknya tidak berhubungan langsung dengan ke-10 perintah Allah, namun terdapat kemiripan antara ke-7 dosa pokok dan ke-10 perintah Allah. Misalnya dosa pokok percabulan berhubungan dengan perintah ke-6 dan 9; dosa pokok ketamakan dengan perintah ke-7 dan 10, dst. Menurut hemat saya, Gereja Katolik mengajarkan kedua hal ini (10 perintah Allah dan 7 dosa pokok) untuk melihat dosa dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang Allah (melalui perintah-Nya), dan dari sudut pandang manusia. Harapannya adalah dengan mengenali keduanya, manusia dapat memeriksa batinnya dengan lebih baik, sehingga dapat mengakui segala dosanya dan berusaha memperbaikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar